Hari Raya Idul Fitri dua tahun lalu adalah awal mula saya berhijab. Keinginan saya untuk berhijab dimulai ketika saya bermimpi tak wajar. Setiap malam saya bermimpi bertemu orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka menghampiri saya. Tapi saya menolak untuk mendekat. Saya terus berlari menjauh dan akhirnya terbangun. Saya teguk segelas air dan menenangkan hati bahwa itu hanyalah mimpi buruk karena saya lupa berdoa.
Kemudian malam kedua, saya bermimpi hal yang serupa. Saya bermimpi melihat sebuah keranda mayat sedang digotong menuju makam. Saya mencoba bertanya siapakah yang meninggal. Namun, tak satupun orang menjawabnya. Saya mulai ketakutan. Apa arti dari mimpi saya itu? Jika itu hanya mimpi buruk akibat ulah syaitan, mengapa mimpi itu selalu hadir meskipun saya telah berdoa?
Kuceritakan mimpi itu pada mama. Tak kuduga, mama memiliki mimpi yang sama denganku. Mama bermimpi sedang mengantarkan seorang jenazah ke pemakaman dengan menggandengku di sampingnya. Ketakutanku semakin tak menentu. Mengapa aku dan mama bisa memiliki mimpi yang sama? Pertanda apakah ini? Ya Allah, sungguh tak kuasa hambamu menerjemahkan mimpi ini.
Mimpi itu datang selama tujuh hari berturut-turut. Ketakutan ini membuat saya selalu menangis pada Allah tiap usai salat. Kuadukan semua kegelisahan saya padaNya. Saya ingin meminta petunjuk atas mimpi itu. Timbullah keinginan saya untuk lebih mendekatkan diri padaNya dengan memperbaiki diri dan akhlaq. Tanpa pikir panjang saya memutuskan menggunakan hijab sejak saat itu.
Subhanallah, Maha Besar Kasih Sayang Allah. Sehari setelah saya mulai mengenakan hijab, mimpi itu seolah sirna dan hilang. Saya mmenarik hikmah dari mimpi itu bahwa Allah ingin mengingatkan bahwa kematian dekat pada setiap orang dan penghuni surga adalah muslimah yang menutup auratnya. Allah mengingatkan saya untuk berhijab dengan cara yang tak terduga. Dengan caraNya yang begitu indah. Terimakasih Ya Allah. Semoga hijabku ini pengantarku ke surga. Amiiin.
kiriman Melinda Masturina Sukodono Sidoarjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar