MENU TAB

27 Des 2013

Teguran dari Surga


Randi adalah teman sekelasku yang paling jahil kepadaku. Sering dia menjahiliku dengan menarik ikat rambut yang kukenakan, mecabut bandana di rambutku sampai menyembunyikan sisir yang ada didalam tasku. Seringnya aku marah kepadanya karena perlakuan jahilnya, namun Randi tetap saja tidak pernah mau berhenti menjahiliku.
Sampe pada suatu saat, kejahilan Randi sudah benar-benar kelewatan. Dia menempelkan permen karet pada rambutku. Aku kesal dan marah bukan main. Aku berusaha keras melepaskan permen karet yang tanpa aku sadari telah berada lama dirambutku, namun semuanya hanya sia-sia. Satu-satunya cara adalah dengan memotong rambutku. Aku menangis tanpa henti mengingat rambut panjang indahku yang selama ini ku rawat harus dipotong.
***
Sore itu sepulangku memotong rambut di salon, Rendi datang kerumahku membawakan aku sebuah bingkisan yang dibungkusnya rapih, dia berkata kepadaku bahwa kado itu adalah bentuk permintaan maafnya kepadaku atas semua kesalahannya. Dengan rasa sedikit tenang dari amarah aku pun membuka bungkusan kado itu, aku sangat berharap bila hadiah yang dia berikan sebanding dengan kesalahannya.
Setelah aku melihat isi bungkusan kado, akupun dibuatnya kaget bukan main. Kado itu berisi sebuah Jilbab berwarna merah muda. Bukan isi dari hadiahnya yang membuat aku kaget, tapi siapa orang yang telah memberikan kado ini. Ya, Rendi temanku ini adalah bukan seorang muslim.
“Kata orang, wanita muslim itu kan harus wajib pake jilbab, jadi semoga aja kado dari gue ini bermanfaat.” Katanya kepadaku manis.
Aku hanya bisa tersenyum kecil dan berpikir keras. Ya Allah betapa bodohnya aku ini, sungguh aku merasa aku adalah wanita muslim yang hina dengan teguran ini. Kenapa harus Rendi yang menyadarkanku tentang arti sehelai jilbab yang sesungguhnya. Rambut adalah sebuah mahkota kecantikan wanita, namun akan lebih berharga lagi kalau sebuah mahkota itu dilindungi dengan iman dan islam yang sesungguhnya. Sungguh Maha Besar Mu ya Allah yang telah mendatangkan teguran kecil dari surgamu ini. 



SITI HORIAH Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar