MENU TAB

28 Des 2013

Malu Kepada Allah

Saya bukan dari keluarga santri, pengetahuan agama Islam juga kurang sekali. Saya termasuk yang terlambat mengenakan hijab, baru pada bulan April 2010 saya mengenakan hijab secara istiqomah. Keinginan mengenakan hijab tersebut datang tiba-tiba ketika saya mulai mengkaji Al Quran lebih dalam dan menemukan ayat bahwa mengenakan hijab itu wajib hukumnya (di surat An Nuur ayat 31 dan Al Ahzab ayat 59).
Jujur saja keraguan menyergap untuk langsung mengenakan hijab, salah satu pertimbangannya adalah di tempat kerja saya dikenal sebagai orang yang galak dan tak sungkan memarahi rekan kerja yang saya anggap melakukan kesalahan, saya khawatir dicemooh karena berhijab tetapi kelakuan tak pantas. Keraguan kedua saat saya meminta izin suami, ia berkata “kalau kamu berjilbab hanya karena ikut-ikutan orang mending nggak usah kamu lakukan daripada bongkar pasang, hari ini berjilbab besok tidak”. Saya membawa keraguan ini pada seorang ustadzah, adik tingkat saya semasa kuliah yang saya temui kembali di sosial media, pertanyaan saya hanya satu “apakah jika tidak berhijab seluruh amalan saya akan sia-sia ?”. Dan jawabannya cukup bijak “saya rasa tidak seperti itu, namun mengenakan hijab adalah kewajiban muslimah, sebuah kewajiban jika tidak dilakukan adalah dosa maka dosa-dosa akan ditimbang dibandingkan dengan amal kebaikan dan darimana kita bisa tahu apakah amal kebaikan kita pasti lebih besar ?”. Sang ustadzah juga menyarankan saya seringkali membaca doa ketetapan hati agar niat mengenakan hijab dikuatkanNya.
Akhirnya pada bulan April 2010, bulan kelahiran saya, ketika kami pindah ke rumah baru setelah 8 tahun lamanya kebanjiran di rumah lama saya mantap memutuskan untuk berhijab. Saya malu kepada Allah, impian terbesar saya untuk terbebas dari banjir dan tinggal di rumah lebih nyaman bagi seluruh keluarga telah dikabulkanNya, banyak cita-cita telah tercapai namun di usia tiga puluhan saya baru melakukan perintahNya. Sejak saat itu saya seperti terlahir kembali dan lebih bersemangat dalam memperbaiki diri demi menggapai surgawi

4 komentar:

  1. Anonim06.23

    Inspiratif

    BalasHapus
  2. alhamdulillah.. :)

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah tulisan saya ditayangkan...tapi kok gak ada nama penulisnya ya, mungkin selain mengisi data di bawah tulisan harusnya ditulis sendiri ya ;)

    BalasHapus
  4. yup! jangan berjilbab karena ikut2an, tapi berhijablah karena Allah :)
    saya dulu juga gitu, waktu lulus kuliah pakai jilbab karena lingkungan saya berjilbab semua tapi kemudian saya lepas karena saya gak 'ikhlas'. Setelah Allah menyadarkan saya ... saya jadi malu ... NikmatNYA berlipat2 api saya bandel aja >.<

    iya, Mbak. Berhijab adalah kewajiban. kalau kita mau dapat hak kita, harus penuhi kewajiban dulu kan? itu baru adil namanya^^
    moga istiqomh ya Mbak^^

    BalasHapus