MENU TAB

27 Des 2013

Hijab Pertamaku Karena Keadaan

Wow....tak sengaja aku membuka sebuah blog yang lagi mengadakan giveaway. Dan lebih wow lagi saat tema giveaway-nya "My First Hijab Moment". Jadi ingat awal mulanya aku berhijab. Hihihi...lucu bila mengenang masa-masa itu.

Yah...empat tahun sudah aku berhijab. Bukan berarti aku tak mendapatkan penolakan. Suamiku terbelalak saat melihat pertama kalinya aku berhijab. Ia bahkan geleng-geleng kepala dan nyaris tak percaya. Aku yang sehari-harinya berdandan ala cowok tiba-tiba mendadak alim. Apalagi dia tak suka dengan perempuan berhijab yang terlihat kurang modis.

Lantas kujelaskan tentang maksud dan tujuanku berhijab, tak lain hanya karena Allah semata, lama-lama ia mengerti dan mau menerima keadaanku. Bukan hanya itu, anakku yang kala itu masih TK tiba-tiba marah melihat penampilanku berubah. Bahkan ia sempat meronta dan ngambek tidak mau sekolah. Namun akhirnya ia mengerti juga

Padahal ibu-ibu di kompleks lebih suka aku berhijab. Memang aku berhijab karena keadaan. Dulu aku pernah dijadikan bahan percobaan ibu-ibu di kompleks. Rambutku di potong sangat pendek. Tanpa kuduga, sehari setelahnya tiba-tiba aku mendapat tugas untuk menghadiri perayaan Hari Ibu di kantor gubernur Papua. Aku wajib berkebaya dan bersanggul. Wihhhh....bagaimana bisa bersanggul kalau rambut sudah cepak?

Lantas aku menyulap dandananku dengan berhijab. Tapi memang wajah tak bisa disembunyikan, semua mata yang mengenalku tiba-tiba nyeletuk....
"Hah...ibu sudah berhijab, syukur ya alhamdulillah. Atau...hanya dalih saja agar tidak bersanggul?"
Aku hanya mesam mesem.

Bukan hanya itu. Setiap hari ulang tahun Persit (maklum istri tentara nih) wajib memakai kebaya dan bersanggul. Bukan main ribetnya. Aku harus bangun pagi-pagi, ngantri disanggul, belum ini itu. Pokoknya waktuku kedodoran.

Dari situlah aku memutuskan berhijab. Meski awalnya semua kulakukan karena keadaan, tetapi alhamdulillah kini aku semakin menyadari bahwa berhijab adalah sebuah kewajiban. Akupun bersyukur karena suami dan anakku mau menerima keadaanku, bahkan kini mereka makin mencintaiku. Semoga aku tetap syari’ dalam hijabku demi mendapat ridhoNya. Amin.



Sri Wahyuni Blitar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar