27 Des 2013
Dari Keterpaksaan Menjadi Kenyamanan
This is my first hijab story. Saat itu, saya masih duduk di kelas enam sekolah dasar. Rasanya masih terlalu dini untuk berhijab, karena melihat teman sejawat yang masih nyaman bermain dengan hanya mengenakan celana pendek dan kaos saja. Tapi saat itu, bidadari utusan Allah meminta saya untuk menutup aurat. Ya. Berhijab. Mama meminta putri kecil nya untuk menutup aurat. Awalnya, mungkin memang masih terpaksa. Tidak ada yang bisa dilakukan selain menuruti kemauan orang tua. Bermain dengan teman, jalan - jalan bersama keluarga, saya jalani dengan memakai busana tertutup dan dibalut dengan hijab. Asing memang rasanya. Ketika teman - teman yang lain masih cuek dengan penampilan, saya harus sudah concern karena berhijab bukan melulu soal pakaian namun juga keapikan berbusana dan berperilaku. Disaat teman - teman memakai pakaian yang modis, lucu, menarik, tapi saya harus memakai busana panjang yang mungkin memberikan kesan terlihat "lebih tua".
Day after day, time goes so fast. Kini saya sudah menjadi seorang mahasiswi. Putri kecil mama sudah beranjak dewasa. Dan saya menyadari bahwa apa yang mama minta ketika saya masih kecil itu memang sangat berguna. Banyak saya lihat teman - teman sebaya yang masih belum menutup aurat nya. Ada yang bilang "lebih baik menutup hati dan membenarkan akhlak dulu baru berhijab" menurut saya, jika kita sudah mengenakan hijab Insha Allah akhlak dan perangai akan mengikuti ko. Saya sangat bersyukur karena Allah telah mengirimkan bidadari seindah mama. Ia mengajarkan saya tentang banyak hal, yang mungkin tak akan saya dapatkan dari sekolah manapun. Mungkin jika saat itu ia tak meminta saya untuk berhijab, sampai sekarang saya masih mengenakan rok mini dan hot pants layaknya anak muda Ibu Kota. Pasti akan lebih sulit memulai ketika sudah dewasa dibanding ketika masih kecil.
Sekarang, hijab seolah sudah menjadi teman hidup saya. Kemanapun ia selalu melekat di kepala. Kuliah, Jalan, Pergi, ia selalu menemani. Kini, keterpaksaan itu berubah menjadi kenyamanan. Sekarang sudah berbeda. Dahulu yang rasa nya asing bila keluar rumah dengan busana tertutup dan mengenakan hijab, sekarang terasa asing bila keluar tidak menggunakan hijab. Semoga saya istikomah, tetap berpegang teguh pada perintah Allah. Cobaan dan godaan untuk melepas itu pasti ada. Berhijab itu wajib. Akan sia - sia amal ibadah kita apabila aurat masih dipertontonkan ke khalayak ramai. Paksakan diri untuk memulai, karena ketika kita memulai sesungguhnya kita sudah memperbaiki diri. This is my hijab story, where is yours? :)
Nurmalia Setyarum Pratiwi Purwakarta
Tags
diskon,
gamis,
gamis elegan,
gratis gamis,
gratis hijab,
grosir,
grosir busana muslim,
hijab,
kontes,
kontes menulis,
lomba menulis,
maxi murah,
murah,
nakal,
olshop,
penipuan,
reseller,
retail
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar