Dulu saat masih remaja, saya bukanlah penyuka hijab, bahkan jika melihat perempuan yang berhijab saja saya selalu berkata dalam hati "ih, ribet banget ya tuh baju sama kerudung, ga kepanasan apa ya??" Dan saya lebih memilih memakai baju yang serba sexy dan sedikit terbuka, dengan dalih agar tidak panas, plus biar banyak yang mengagumi ke-sexy-an saya (maklum jaman muda dulu saya bisa dibilang sexy, hehe...)
Tahun 2004 saya bertemu dengan seorang laki2 yang sekarang sudah jadi suami saya. Sebenarnya dia adalah seorang Islam yang sangat taat, lingkungan keluarganya pun bisa dibilang agamis, semua saudara perempuannya berhijab. Tapi hal itu masih jg belum bisa menarik minat saya untuk berhijab. Bahkan pernah suatu ketika, saya diajak untuk menghadiri pernikahan kakak laki2nya di Semarang, kami berangkat rombongan dengan saudara-saudara nya menggunakan bis. Semua orang di dalam bis itu semua nya berhijab, dan hanya saya satu-satu nya yang sangat pede berpakaian sexy tanpa hijab! Dan hebatnya, pacar saya itu, dia sama sekali tidak pernah menuntut saya untuk berhijab, karena menurutnya itu adalah urusan hati.
Sampai kemudian pada tahun 2008 kami memutuskan untuk menikah. Pada saat itu pun saya tidak mau memakai baju pengantin dengan jilbab, kerudung, hijab, atau apapun lah namanya itu. Saat acara di kampung suami pun saya juga keukeh ga mau berhijab.
Sebulan menikah, saya positif hamil. Saya dan suami sangat senang, karena Allah begitu cepat memberikan kepercayaanNya pada kami. Dari situ saya mulai galau, mulai berpikir. Berpikir betapa baiknya Allah kepada saya, betapa selama ini semua yang saya inginkan selalu saya dapatkan. Termasuk untuk segera punya anak, Allah pun langsung mengabulkannya! Saya teringat akan kakak laki2 suami saya, sepupu-sepupu saya, mereka lebih dulu menikah, tapi belum juga dikaruniai keturunan. Saya yang baru menikah, begitu cepat Allah memberikan kepercayaanNya.
Menangis lah saya di dalam kamar waktu itu, menyesali betapa buruknya saya selama ini. Allah sudah memberikan semua yang saya minta, tapi apa yang sudah saya berikan untuk Allah?? Astaghfirullah, saya tak henti-henti nya menangis. Akhirnya pada saat itu juga saya mengatakan pada suami saya bahwa saya ingin berhijab. Dia pun terkejut, dia terlihat sangat tidak percaya dengan apa yang saya katakan. "Apa bunda yakin?" Itu kata2 yang keluar darinya. Saya tak mampu menjawab, saya hanya bisa menganggukkan kepala...
Maka sampai sekarang keputusan itu masih saya jalankan. Ya, meskipun kadang masih kurang syari'. Saya bersyukur Allah SWT berkenan membuka hati saya, dan saya bersyukur dengan segala yang telah diberikanNya untuk saya dan keluarga saya.
Semoga Allah SWT selalu menjaga keluarga kami, menjadikannya Sakinah, Mawaddah, Warohmah...
Amiiinn...
Ika Sulistyana surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar