Pertama kali saya berhijab adalah saat saya mondok di salah satu pondok pesantren di Kota Medan sekitar tahun 1995. Sudah lama sekali ya :)
Keputusan berhijab (memakai jilbab) kala itu lebih karena keharusan/peraturan pondok. Saya masih remaja dan belum mengetahui esensi dari hijab bagi muslimah.
Saya ingat, awal-awalnya saat berada di dalam asrama, saya melepas jilbab saya meski saat itu ada ustadz yang mengunjungi asrama putri. Waaahh, para ustadzah dengan sabar mengingatkan bahwa di jilbab saya tetap harus saya kenakan meski sedang berada di dalam asrama ketika saya bertemu dengan mereka yang bukan mahram saya. Awalnya merasa aneh, kenapa harus seperti itu. Bukannya cukup dengan mengenakannya saat belajar di ruang kelas saja :)
Keheranan saya akhirnya terjawab ketika lambat laun materi mengenai hijab mulai diajarkan kepada kami santriyah baru. Saya mulai memahami kewajiban berhijab bagi wanita muslimah yang telah memasuki akil baligh (sudah mendapat haid).
Pandangan saya terhadap jilbab juga berubah. Awalnya saya pikir masuk pesantren dan berjilbab akan membuat saya menjadi guru ngaji, ternyata saya salah. Meski berhijab, kami para santriyah tetap punya segudang aktivitas seperti layaknya anak-anak di sekolah umum. Saya aktif di sanggar teater, saya membaca puisi, dan saya juga ikut dalam grup pop song asrama putri. Waahh, kami tetap bisa keren ternyata :)
Nah, pengalaman saat pulang kampung saat liburan pondok juga tak kalah seru. Orang-orang di kampung saya termasuk ibu saya sendiri merasa heran, kok di rumah, nyapu halaman, nyuci piring, saya tetap memakai jilbab? Apa gak gerah? Eng..ing..eng.. saya pun tertantang untuk menjelaskan kewajiban memakai jilbab ini ke ibu saya. Malah waktu itu saya berani bilang, "mamak dosa loh kalo gak pakai jilbab" :) Alhamdulillah, meski tidak segera menutup auratnya, pandangan ibu saya terhadap jilbab saya sudah berubah. Gak pernah berkomentar "risih" lagi saat saya melakukan pekerjaan rumah tetap dengan jilbab di kepala plus baju berlengan panjang.
Alhamdulillah, setelah keluar pondok pun saya masih diberi anugerah bertemu dengan teman-teman yang istiqamah dalam berhijab.
kiriman Yuliza Sachira Binjai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar