Rezky Amalia Syafiin Makassar
“Kamu serius pakai jilbab ky?”. Kalimat itulah yang terus menghujaniku saat pertama kalinya aku ke sekolah mengenakan hijab. Saat itu usiaku 16 tahun dan duduk dibangku SMA kelas XI. Dengan penuh keyakinan ku jawab iya pada mereka. Yah aku sadar mengapa respon teman-temanku seperti itu, maklumlah sebelumnya aku adalah gadis tomboy yang cuek banget sama penampilan. Keputusanku mengenakan hijab saat itu memang membuat sebagian orang terheran-heran, tidak terkecuali ibuku. Beliau khawatir aku hanya ikut-ikutan trend. Malam itu beliau mendekatiku dan bertanya alasanku mengenakan hijab. Dengan tegas tapi tetap bernada lembut ku jawab “bu ceritanya panjang, begini…..
*flashback.”Hari itu hari jumat, pada jam istirahat aku dengar pengumuman akan ada kajian jumat dengan tema menutup aurat. Entah apa yang membuat ku yang sedang makan dikantin merasa ingin ikut. Maka saat jam pulang sekolah aku melangkahkan kaki ke masjid. Awalnya aku sempat ragu karena hanya aku yang tidak menutup aurat. Namun salah satu teman dengan ramah mengajak ku bergabung. Aku pun ikut duduk diantara mereka yang berhijab. Ada perasaan risih kurasakan. Hingga tibalah satu ayat yang dibacakan oleh pemateri majelis yang artinya “Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri orang-orang mu’min : “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka” yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Q.S Al Ahzab ayat 59). Ada perasaan damai yang mangalir dalam tubuhku dan saat itulah muncul keinginan untuk berhijab. Selang beberapa minggu, hatiku benar-benar kumantapkan untuk mengenakan hijab. Dengan mengucapkan basmalah ku kenakan hijab pertamaku. Aku hanya ingin menjadi lebih baik bu”. Ibu tersenyum mendengar penuturanku. Beliau memelukku sambil meneteskan air mata haru.
Aku masuk ke kamarku dan membuka buku diary hello kitty kesayanganku. Dengan bangga ku goreskan tinta berisi “Aku adalah kepompong yang berubah jadi kupu-kupu cantik dengan hijab ku” semoga aku bisa menjadi perempuan yang lebih baik lagi. Hari-hari berikutnya aku semakin bangga mengenakan hijab. Teman-temanku pun mulai bisa menerima perubahanku.
Sangat memotivasi
BalasHapus