MENU TAB

27 Des 2013

Awalnya Menjawab Tantangan

Bismillah..
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.

Sungguh memang Allah lah yang Maha membolak balikkan hati, IA-lah penciptanya dan IA pula yang dapat melakukan apapun terhadapnya.

Aku ini manusia berlumur dosa yang hanya tau bahwa orang tua ku islam, dan aku pun orang islam, yaaaa, hanya itu.
Aku bahkan tak tau bahwa jilbab itu sebuah kewajiban, yang kutau setiap hari jum’at Bu Isti (guru agamaku di SMPN 261) selalu menyuruhku untuk memakai jilbab dan tidak boleh melepasnya hingga pulang sekolah.

Singkat cerita, kini aku sudah SMK, sampai saatnya aku bertemu dia.
Dia datang kekelasku untuk memberikan selebaran ekskul, hal yang terlintas pertama kali dipikiranku adalah jilbabnya yang sungguh panjang, “dia ini siapa?” pikirku dalam hati.
Ntah apa yang dia katakan, aku tidak begitu memperhatikan.

Bel pulang sekolah berbunyi, aku sama seperti kawanku yang lain, datang pagi untuk sekolah, masuk kelas untuk belajar, dan langsung pulang ketika sudah waktu pulang, tapi tidak mulai hari itu.
Aku bertemu lagi dengan dia, “si kerudung panjang”. Dengan wajahnya yang penuh senyum, ia mengajakku dan teman sebangku ku (Ngawi, namanya) untuk masuk kesebuah kelas, dikelas itulah semua nya berawal.

Hari itu hari jum’at, yah aku ingat sekali, tepat dibelakang kelas itu ada musholah kecil yang didalamnya sedang dilaksanakan sholat jum’at. Kali ini aku mendengarkannya, inti nya ia mengajakku untuk mengikuti sebuah ekskul bernama “ROHIS”.
Kini aku sudah menjadi bagian dari ekskul tersebut, dan ‘dia’ ternyata seniorku, nama nya Nurcholipah, tapi aku memanggilnya ka Choli.
Ah, aku mulai betah bersama mereka, kini aku sudah mulai sholat, walaupun saat ketemu mereka saja. Tiap hari aku datang untuk belajar, belajar menjadi ummat Islam sesungguhnya. Aku tidak lagi menjadi murid yang hanya datang pagi-pagi, lalu pulang saat bel pulang berbunyi. Kini aku menjadi bagian dari mereka, yang selalu ada dakwah di hari-hari nya 

Tapi suatu ketika ada seorang laki-laki, kata-kata nya sungguh membuatku emosi tak karuan, ia membuat emosi ku memuncak, ia pula yang membuatku tak datang ke Rohis sampai berhari-hari, yah dia katakan “liat dong kaka kelasnya pada pake kerudung, masa ente enggak, masa anak rohis ga pake kerudung, emang ente gamau masuk surga ?”
Aku tak bisa terima itu, mulai saat itulah aku tak menyukainya, aku tidak suka ia meremehkanku hanya karna aku tidak pakai jilbab.

Hari demi hari ku pikirkan baik-baik, “apa harus pakai jilbab? Kan yang penting hatinya dulu.” Itulah alasan yang selalu kupegang teguh.
Tapi aku putuskan, aku ingin pakai jilbab, ini hanya untuk membuktikan padanya, kalau aku ini juga bisa kalau hanya pakai jilbab seperti yang lain. Tapi tak semudah itu, penolakan bertubi-tubi datang dari orang tua ku, tapi karna ‘gengsi’ ku yang begitu besar, akhirnya hari itu, kamis, 29 oktober 2009, itulah pertama kali nya aku kesekolah memakai jilbab.

Ya Rabb, setahun berlalu, kini jilbabku sudah panjang, sholat fardhu ku tak pernah kutinggalkan, Qur’an pun tak pernah lupa kubaca di waktu senggang, dhuha dan tahajud kini sudah menjadi kebutuhan. Dakwah kini sudah kulakukan. Aku paham betul sekarang, kenapa laki-laki itu, Alvie namanya, menyuruhku untuk memakai jilbab, ternyata karna ini memang sungguh nikmat. Ini pula lah yang membawa ku menjadi seperti sekarang.

Aku malu, semakin panjang jilbabku, semakin aku malu jika tak melakukan yang terbaik.
Tapi firman Allah itu memang benar, “ Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘kami telah beriman’ dan mereka tidak di uji?” (QS. Al-Ankabut : 2).
Aku merasakannya, tak kusangka kesenangan yang ku pikir adalah nikmat dari Allah ternyata menjadi sebuah ujian bagiku. Seseorang yang datang mengisi hari-hari ku, sekarang ia menjadi pacarku, tak ku sangka, ini membuat perubahan yang sungguh drastis.

Aku malu jika jilbabku panjang tapi aku pacaran, jadi kupendekkan jilbabku. Aku malu jika aku berdakwah tapi aku pacaran, jadi aku jarang ke Rohis. Ini berlangsung hampir 3 tahun, sampai akhirnya aku memilih untuk mengakhiri hubungan yang tak pantas ini.
Ya Rabb, aku memulai kembali semua nya dari nol, aku mulai belajar lagi, aku mulai menghisab kembali diri ku.
Alhamdulillah kini jilbab ku sudah kembali syar’i, aku mulai kembali memperbaiki keimanan ku yang compang-camping itu, aku mulai kembali membenahi ibadahku yang tak sebaik dulu.

Yah seperti kata-kata yang sering kudengar “Jilbab bukan tanda aku suci, tapi jilbab tanda kami mau taat pada NYA”
Doa-kan aku, agar aku dapat senantiasa istiqomah dalam jalan ini, jalan yang Allah ridhoi.
Ini catatan kehidupan ku, manusia yang penuh dosa dan kebodohan  



Nur Aisyah Penjaringan Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar